Minggu, 19 Mei 2013

Ekonomi

Pesan dalam mural yang menyuarakan pentingnya ekonomi untuk kemajuan bersama bisa dilihat pada mural dengan tema giat bekerja di seberang Galeria Mall Jl. Jendral Sudirman Jogja. Mural yang menampilkan gambar kaki sedang mengayuh becak serta pion yang biasa dalam permainan catur ditampilkan sebagai kritik sosial. Masyarakat sekitar yang ternyata lebih menyukai permainan sambil berjudi disentil melalui mural tersebut. Pesan yang dimunculkan adalah mengajak untuk giat bekerja daripada berharap ada durian runtuh melalui permainan judi.
Di Jogjakarta seperti halnya juga di kota lain, fenomena beriklan melalui media mural juga telah banyak. Memanfaatkan momentum dan julukan yang melekat erat, bahwa Jogja sekarang dikenal sebagai kota mural, pihak rokok seperti A-Mild mulai beriklan melalui mural di dinding jembatan layang. Belum lagi perusahaan telekomunikasi seperti Telkom Flexi dan Indosat bersaing memanfaatkan momentum di Jogja perihal mural. Tentu saja hal ini meningkatkan nilai perekonomian daerah setempat, meskipun mural yang seperti ini berdampak kuat pada citra Jogja kota budaya. Dikhawatirkan pemakaian media mural sebagai media iklan semakin menambah polusi visual seperti halnya billboard. Namun bila dirunut ke belakang, produk sabun cuci, seperti Omo Biru, So Klin dan Rinso sudah lebih dulu memanfaatkan dinding masyarakat yang mau dihargai untuk dipakai sebagai media iklan melalui mural. Dinding yang dipakai biasanya dinding yang menghadap ke jalan raya, padat kendaraan dan rumah yang berlantai dua.

0 komentar:

Posting Komentar