Minggu, 19 Mei 2013

Melukis di Dinding

Proses memunculkan citraan atau imaji terbentuk dari gambar. Melukis adalah memvisualkan atau mengeksekusi secara estetik kaidah-kaidah dalam seni rupa. Melukis di dinding (mural) secara prinsip berbeda halnya dengan melukis di kanvas. Lukisan di atas kanvas, sejak pertama mulai dipraktekkan di masa Renaisans dianggap membawa serta semangat pembaharuan dan cita-cita modern. Berbeda dengan tradisi mural yang sarat dengan pesan dan nilai keyakinan adat bersama maupun pemahaman karakteristik sosial, melukis pada kanvas lebih mencirikan semangat individual. Sejak saat itu pula nama pembuatnya (sang pelukis) jadi dikenal, nama itu dianggap penting: sebagai pencipta.
Lukisanpun punya ‘tempat’ khusus dan mandiri (yaitu kanvas), jadi ‘objek’, hingga bisa bergerak dipindahkan dari satu tempat ketempat lain; lukisan tak lagi terikat pada tempat yang sudah punya cerita dan pesan (misalnya, gereja). Lukisan tercipta mandiri. Maka arti yang bisa dikandung sebuah lukisan pun dianggap mandiri, berhubungan dengan kebebasan sang senimannya (Zaelani, 2004).
Hal lainnya adalah pada kerjasama tim yang ada dalam proyek mural. Hampir tidak ada karya mural hasil dari satu orang seniman, hal demikian tidak hanya melibatkan orang lain dalam mempersiapkan kerja kasar saja, namun juga melibatkan orang lain dalam melakukan brainstorming serta sekaligus mengeksekusi. Dalam perspektif seni rupa populer atau seni rupa massa, maka mural mampu membentuk masyarakat homogen yang bisa dengan cukup memiliki solidaritas bersama hingga bisa memiliki cita rasa dominan.
Dinding yang dipakai sebagai media dalam mural yang biasa dipakai adalah dinding penyangga jembatan layang, tembok sisi sungai dan tembok rumah pinggir jalan yang dibiarkan tidak terawat. Sedangkan di Jogja, dinding yang dipakai adalah tembok di gang-gang kampung yang dikerjakan dengan cara beramai-ramai oleh masyarakat setempat. Sebelum ada mural tembok-tembok tersebut terlihat kotor, meskipun bersih pun warna putih terlihat mencolok mata terutama pada siang hari dan terkesan monoton. Namun dengan adanya mural mulai terbentuk citra ke arah pembaharuan visual sehingga berkesan fresh dan lebih berwarna.

0 komentar:

Posting Komentar