Di Jogjakarta, mural merebak di sekitar tahun 2003 seiring dengan
gagasan konsep dari Apotik Komik (dikoordinasi oleh seniman publik
Samuel Indratma) yang menghias kota dengan lukisan-lukisan di tembok
kota dan terlebih dahulu dipresentasikan di depan walikota Jogja.
Beberapa seniman mural dari Amerika Serikat kemudian diundang untuk
berpartisipasi dalam projek tersebut.
Mural yang menghiasi Jogja dilakukan di beberapa lokasi, seperti di
timur Mal Galeria, Jembatan Layang Tukangan, Jalan Perwakilan, Jalan
Kleringan Stasiun Tugu dan sekarang meluas ke kampung-kampung, seperti
di daerah Wirobrajan, Sayidan, Langenastran dan masih banyak lagi.
Seolah-olah mural di Jogjakarta sudah menjadi identitas kota dalam
memperindah lingkungannya.
Dalam hubungannya dengan ruang publik kota, mural mencoba mengkritisi
ruang publik kota yang telah menjadi ajang pertarungan berbagai macam
kepentingan. Para seniman mural ini bermaksud untuk mengembalikan
kembali ruang publik kepada masyarakat untuk dijadikan salah satu medium
untuk merekatkan hubungan-hubungan sosial antar masyarakat.
Tulisan ini bertujuan untuk menggali fungsi komunikasi visual melalui
mural dalam memecahkan masalah ekologi-estetik, bahkan sosial budaya
dan politik.
skip to main |
skip to sidebar
Minggu, 19 Mei 2013
Blog Archive
Diberdayakan oleh Blogger.
Mural adalah cara menggambar atau melukis di atas media dinding, tembok atau permukaan luas yang bersifat permanen lainnya.
0 komentar:
Posting Komentar